Asal Usul Orang Jawa
Sebagaimana
yang telah dituturkan dalam sajak Kakawin Hariwangsa yang di tulis Mpu Panuluh,
pulau Jawa telah digambarkan sebagai pulau yang indah, subur dan makmur. Akan tetapi
pada masa itu pulau Jawa dihinggapi ketakutan sehingga keindahanya lenyap,
kemudian diceritakan dewa-dewa bersama Hyang Aswi bersama-sama memohon dengan
sangat kepeda Bhatara Padmanabha untuk memperbaiki dan menjaga pulau tersebut.
Berbeda
dengan sajak Kakawin Hariwangsa dalam kitab Musarar karya syaikh Subakir, pada
pupuh ke II Sinom dituturkan bahwa masyarakat Jawa pertama berasal dari Ngerum
atau Rum (Persia). Pilau Jawa pertama pada masa itu masih berupa hutan, yang
konon besar-besar gunungnya yang pulaunya membujur ke arah timur.
Sang
raja Ngerum kemudian mengutus seorang Patih untuk menyiapkan orang sebanyak
duapuluh ribu rumah agar menempati pulau Jawa untuk bertani dan membuka hutan.
Singkat cerita menusia berjumlah dua puluh rumah ditempatkan di pulau Jawa
kemudian sang patih kembali ke negri Ngerum melaporkan pada sang raja Sri
Narendra. Sang raja pun senang hatinya karena sang patih telah menjalankan
tuugasnya dengan baik, namun dikarenakan sang raja dan patih tidak tau kalau
pulau Jawa sudah memiliki penduduk tapi bukan berupa manusia melainkan makhluk
gaib.
Kegemparan
kemudian terjadi di negri Ngerum setelah orang berjumlah empat puluh rumah
berlayar pulang. Manusia yang di kirim Ki patih ke pulau Jawayang berjumlah dua
puluh ribu rumah mati di makan makhluk halus, terkena teluk, santet oleh
penduduk asli orang Jawa. Kemudian orang yang tersisa empat puluh rumah
mencekam hatinya dan pulang ke negri Ngerum.
Raja
Sri Narendra kemudian mengutus Syaikh Subakir untuk memasang tumbal di
gunung-gunung pulau Jawa agar pergi makhluk halus dari pulau Jawa dengan serta
membawa orang Keling (hindia) berjumlah dua puluh ribu rumah. Singkat cerita setelah
sampai di pulau Jawa Syaikh Subakir langsung menuju langsung menuju ke gunung
Tidar. Tumbal lalu dipasang rata di semua puncak gunung, tidak lama kemudian
suara menderung-derung, huru hara, datang terbentang prahara besar sinar dan
kilat gelap di selimuti mendung. Semua makhluk halus, jin, setan semua berlari
cepat tidak ketinggalan ilu-ilu, banas pati serta parewangan semua mencebur ke
samudra.
Barulah
muncul dihadapan Syaikh Subakir dua orang penghuni asli pulau Jawa yaitu Sang
Hyang Semar dan Dayang Togog yang kemudian memperkenalkan diri bahwa ia adalah
keturunan Dewi Hawa. Sang Hyag Semar juga bertutur bahwa ia adalah Hyang Maya,
Sang Hyang Sis (nabi Isis AS), Joy Kusumo, Sang Hyang Wenang, Sang Hyang
Manikmaya, dan Tuwawana adalah satu orang yaitu Sang Hyang Semar. Setelah
berbincang dengan dan berdiskusi dengan Sang Hayang Semar dan Hyang Togog,
Syaikh Subakir diberikan izin untuk menempati pulau Jawa. Kisah-kisah
legendaris tentang kedatangan orang-orang Lor asal Persia dan tokoh Syaikh
Subakir, tidak saja meninggalkan jejak pada catataan historoigrafi melainkan
menjadi cerita lisan yang dikaitkan dengan keberadaan makam tua.
Sperti
itulah beberapa naskah kuno mengenai pulau Jawa dan penduduknya, berbeda dengan
pendapat para ahli sejarah sejarah yang saling bertentangan satu sama lain.
Beberapa pendapat para ahli tentang asal-usul penduduk pulau Jawa adalah
sebagai berikut :
1. Prof.
Dr. H. Kern menyatakan bahwa penduduk pulau Jawa berasal dari daerah Campa,
Kokchin, China, Kamboja. Menyebar dengan menggunakan perahu-perahu bercadik
keseluruh kepulauan Indonesia termasuk pulai Jawa.
2. Drs.
Moh Ali menyatakan bahwa bangsa Indonesiaberasal dari daerah Yunan. Pendapat
ini dipengaruhi oleh pendapat Mones yang berpendapat bangsa Indonesia berasal
dari daerah Mongol yang terdesak bangsa-bangsa kuat. Akibat terdesak mereka
menyebar ke arah selatan menuju kepulauan Indonesia sampai ke pulau Jawa.
3. Mayundar
menyatakan bahwa bangsa-bangsa yang besbahasa Austronesia berasal dari Hindia,
kemudian menyebar ke Indo-China dan Pasifik.
4. Wheatley
mengirakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari India-Persia dengan bukti-bukti
ditemukanya satra berbahasa Sansekerta dan berbahasa Tamil di wilayah itu.
Berdasarkan teori sekitar tahun 1500 SM, nenek
moyang orang Jawa yang berada di Champa di desak oleh bangsa lain dari Asia
Tengah. Mereka pindah ke semenanjung Malaka melanjutkan ke Sumatra hingga tiba
di pulau Jawa.
Comments
Post a Comment